Donald Trump, Ingatlah Sejarah

Donald Yang Suka Membalas Dendam

Presiden Donald Trump

Ketegangan AS dan Iran akhir-akhir dipicu sikap saling balas antara keduanya. Trump sendiri menganut filosofi ‘balas dendam’. Dalam bukunya, dia menganjurkan untuk membalas dendam jika diganggu. Tujuannya, supaya orang yang ingin ganggu dia mikir dua kali.

Jika kalian tahu sepak terjangnya Presiden Trump sebelum menjabat sebagai presiden. Memang dia tukang balas. Dia baik kepada mereka yang baik.

Rupanya filosofi balas dendam ini juga diterapkan Trump sebagai presiden AS. Dan ketika dia, atas nama AS, berurusan dengan Iran.

Kematian Jendral terbaik Iran di tangan AS, menyulut kemarahan public Iran. Rakyat, belum pernah seperti ini sejak revolusi Iran tahun 1979, bersatu hati untuk membalas Trump…dan AS.

Yang dikuatirkan baik warga AS dan dunia adalah pecahnya Perang Dunia 3.

Bicara soal Perang Dunia 1 dan 2, seharusnya Trump ingat sejarah. Belajar dari sana. Supaya dia lebih bijak.

Alasan Bangkitnya NAZI dan Berkobarnya Perang Dunia 2

Tahu ga sih kenapa Jerman melalui NAZI bangkit berkuasa dihampir seluruh Eropa saat PD2?

Padahal Perang Dunia 1, Jerman kalah. Melalui Perjanjian Versailles, Jerman mengakui kesalahan perang, bertanggung jawab atas kerugian perang dengan ganti rugi yang sangat besar berat. Belum puas sampai disitu, Eropa Barat mengambil sebagian teritori Jerman. Harga diri negara jatuh hingga level terendah.

Pada titik inilah seseorang dengan visi besar bangkit. Berjanji mengembalikan kejayaan Jerman di masa lampau dan membalas negara-negara yang berusaha menindasnya. Membalas kekalahan PD1. Rakyat Jerman pun menyambut. Dari negara yang dipermalukan setelah kalah PD 1, bangkit menjadi raksasa. Seperti tanah kering dengan guyuran air hujan. Begitu janji dan visi Hitler. Selebihnya, kalian sudah tahu sendiri sejarah Hitler dan kekuatan NAZI.

Semua berawal dari ‘balas dendam’ Eropa Barat terutama Perancis terhadap Jerman yang kalah PD 1. Konon waktu itu, Presiden AS, Woodrow Wilson menganjurkan untuk tidak memeras Jerman dan ‘memaafkannya’. Tetapi negara-negara pemenang Perang Dunia 1 tidak mau. Mereka mikir untuk apa mengampuni Jerman. Malah sebisa mungkin kita ambil apa pun yang dipunyai Jerman. Winner takes all… sebuah putusan yang disesali pada dekade berikutnya.

Kaisar Jepang Yang Hidup

Kita menikmati jaman damai lebih dari 70 tahun. Tapi tahukah Anda, ada usaha keras untuk mempertahankan perdamaian dunia ini.

Jepang kalah Perang Dunia 2 dijatuhkannya bom Hirosima Nagasaki, publik AS ingin menghukum Kaisar Jepang yang dianggap bertanggung jawab atas Perang Dunia di Asia Pasifik. Yang dimaksud ‘dihukum’ adalah hukuman mati. Para pembesar Nazi hampir seluruhnya dihukum mati.

Tetapi, Jenderal Mac Artur yang bertanggung jawab penyerahan kekuasaan di Jepang tidak ingin hal itu terjadi. Bagi rakyat Jepang, Kaisarnya adalah dewanya. Jika AS menghukum mati Kaisar maka akan ada revolusi dan aksi balas dendam. Dan Anda tahu sendiri, bangsa Jepang itu bangsa yang tidak menyerah. Jika mereka bersumpah balas dendam akan mereka lakukan. Dan pada akhirnya akan lahir Hitler Hitler Jepang.

Kalau kalian nonton film Emperor (2012) yang berkisah penyerahan kekuasaan Kaisar kepada AS. Waktu itu Jend AS MacArtur ingin menyelamatkan Sang Kaisar dari pengadilan AS. Satu-satunya cara adalah dengan membuktikan bahwa Kaisar tidak ikut dalam perencanaan perang ini. Akhirnya ditemukan rekaman yang membuktikan kaisar tidak terlibat bahkan mengumumkan kekalahan perang supaya tentara Jepang berhenti melakukan perlawanan.

Ketika bertemu Sang Jenderal Mac Arthur, Kaisarnya berkata supaya menghukum dia, jangan Jepang. Tetapi sang Jenderal menjawab bahwa dia tidak ingin menghukum baik kaisar atau jepang tetapi membangun kembali Jepang.

Jend. Douglas Mac Arthur dan Kaisar Hirohito, saat perjanjian damai

Sebuah putusan yang aneh terutama jika Anda menang perang dan saat perang Anda benar-benar ‘disakiti’. Bukannya ini kesempatan balas dendam? Tetapi malah membantu negara yang pernah jadi musuh. Ingat Pearl Harbor? Atau jiwa-jiwa rakyat  Amerika yang sia-sia dibunuh Jepang? Apakah AS tidak ingin melampiaskan dendamnya?

Karena usaha Jend. Mac Arhur menyelamatkan Kaisar dari hukuman kejahatan perang maka Jepang menjadi sahabat AS hingga sekarang ini.

Dan Amerika berhasil mematikan benih balas dendam ala Hitler.

Bagaimana Dengan Jerman Setelah PD 2

Memang semua antek NAZI kalah itu dibabat habis. Hampir seluruhnya dihukum mati. Dan upaya mencari pejabat NAZI yang dianggap penjahat perang pun berlangsung hingga lebih dari dua dekade.

Meskipun begitu, berkaca dari kisah PD 1. Amerika kala itu, tidak mau memanfaatkan kekalahan Jerman. Mereka tidak menyuruh Jerman mengakui kesalahannya, tidak menyuruh Jerman mengganti beban perang yang sangat besar dan juga tidak mengambil daerah Jerman.

Malah, melalui Marshall Plan (1947-51) Amerika menggelontorkan dana besar untuk pembangunan kembali Jerman dan Eropa Barat termasuk Jepang. AS, bukannya menindas dan mengambil untung. Mereka malah memberikan bantuan dana.

Karenanya, hingga kini Eropa Barat, Amerika bahkan Asia menikmati masa damai hingga sekarang.

Memang betul ada Perang Dingin yang dikuatirkan meletus PD 3 atau perang Nuklir.

Dan juga ada perang Vietnam yang diakhiri kekalahan Amerika.

Nah, semua ini pelajaran sejarah.

Sekiranya Trump dulu waktu sekolah tidak sering bolos pelajaran sejarah, mungkin dia akan meniru pendahulunya dengan tidak membangkitkan Iran atau negara mana pun jadi musuh mereka.

Hasil gambar untuk nazi and hitler
foto Hitler dan Para Jendralnya yang diwarnai

Mana Ayatnya?

Katanya Trump itu Kristen. Katanya Amerika negara Kristen. Meskipun mereka tidak mengamalkan ajaran Kristen dan tidak jarang makin banyak yang tidak mengenal Yesus Kristus.

Tetapi, untuk mendukung artikel ini mengenai MEMAAFKAN dan BERDAMAI saya memberikan beberapa ayat pendukungnya.

Pertama: ajaran Yesus dalam Matius 5:38-39.

Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Mat 5:38-39

Ayat ini tidak bsa diartikan secara harafiah. Kalau ditampar pipi kanan, berikan pipi kiri juga. Siapa sih yang mau dan bisa melakukan itu? Ada tah pendeta yang bisa mengamalkan ajaran ini dengan sempurna? Hahaha… Aku tidak percaya kalau ada.

Ayat ini mengajarkan, hati kita ini loh jangan suka membalas. Maksudnya adalah sifat kita itu harusnya pengampun. Jangan suka mendendam. Itu maksudnya. Bukan secara goblok memberikan diri ditindas orang lain.

Ingat inti pengajarannya: pengampunan. Jangan suka membalas.

Kedua: ajaran Paulus membalas kejahatan dengan kebaikan Rom 12:17-21

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Rom 12:17-21

Jika yang dimaksud oleh Yesus adalah sikap hati yang tidak suka membalas tetapi memberikan pengampunan. Maka oleh Paulus diperjelas dengan ayat ini. Bahwa jika seterunya lapar, kasih makan. Jika haus, kasih minum. Kalahkan kejahatan dengan kebaikan. Itu poin yang disampaikan Yesus dan diperjelas oleh Paulus.

Ketika Anda melakukan ini, Anda bukan hanya memenangkan hati lawan kalian dan menambah banyak kawan. Mungkin juga Anda berhasil menjaga perdamaian dunia! Anda tidak perlu punya super power atau menjadi anggota Avengers. Cukup memaafkan dan mengampuni. Cukup mengusahakan perdamaian saja. Simple advice, big impact!