Antara Narkoba, Akhohol dan Hati

Baru-baru ini seorang wanita muda menabrak seorang pejalan kaki beserta anjingnya. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Katanya sambil membalas chat sehingga tidak konsentrasi. Yang ditabrak adalah seorang laki-laki (51) yang sedang jalan-jalan dengan anaknya. Akhirnya korban meninggal ditempat.

Istri korban meratap dan marah kepada pelaku. Mungkin karena ini, si pelaku pun jadi emosi. Dia menantang dan berusaha menganiaya istri korban yang sedang meratap. Bahkan katanya mamanya si pelaku juga ikut memarahi. Ini sumbernya.

Beberapa mengatakan mungkin karena akhohol dan beberapa mengatakan karena narkoba.

Kalau boleh saya menganalisa dari masalah hati aja yaa…

Kenapa pelaku ikut emosi?

Padahal kalau kita normal, kita pasti shock. Melihat seseorang tergeletak. Karena kita yang menabrak. Sewajarnya kita akan tidak bisa mikir dan bahkan jadi tidak bisa bergerak atau tubuh mematikan motoriknya karena kaget.

Anehnya, ini malah marah. Menantang dan mengejar istri korban dan bermaksud menganiaya si istri.

Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi kita analisa aja berdasarkan premis:

  1. Dia menabrak orang
  2. Dia emosi karena istri korban marah
  3. Dia berusaha menganiaya istri korban

Jangan dihakimi keluar dari konteks ya. Karena kita tidak tahu kebenarannya. Apakah dia narkobaan? Apakah dia mabuk? Apakah dia cewek tidak benar? Biar lah kepolisian mencari buktinya itu.

Sekarang kita analisa kenapa dia melakukan itu? Sudah nabrak koq malah emosi dan berusaha menganiaya istri korban. Bahkan tidak sama sekali menengok dan memeriksa korban.

Karakter, Kepribadian, Sifat atau Hati Yang Memang Jahat

Saya yakin asalnya dari sini semua. Seseorang yang hatinya jahat biasanya memang tidak punya kasih. Ini yang dikatakan Yohanes mengenai Kain, “..bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat …”

Kalau tanya kenapa koq bisa jahat? Itu yang saya tidak tahu. Kita bisanya nebak-nebak aja.

Semua ini nampak dalam perbuatannya:

  1. Arogansi
  2. Tidak mau dikalah
  3. Emosi yang tidak dikontrol
  4. Kasih jadi dingin
  5. Tidak merasa bersalah

Kesombongan itu sebuah dosa, teman. Saya sering menemui seperti ini di gereja. Ada pemimpin yang merasa paling benar dan meskipun salah yah ga mau ngaku. Ga mau minta maaf. Boro-boro minta maaf. Ngaku aja ga mau. Uda ku lihat beberapa kali. Di setiap gereja ada. Bahkan gereja saya yang sekarang ini.

Ada juga orang awam.

Post Ku Yang Bikin Aku Jadi Anjing

Jadi ceritanya saya beli lapotop, 3 hari rusak. Saya upload di FB pengalaman saya. Seorang teman mengatakan saya malu-maluin lah. Dibodoh-bodohi lah. Nah, akhirnya laptop diganti sama tokonya. Saya upload lagi di Fb kalau saya sudah ditolong Tuhan. Saya ceritakan bahwa saya juga sempat dikatai malu-maluin tetapi Tuhan tolong. Tahu bagaimana reaksi teman saya yang ngatai saya macam-macam?

Dia mengatakan saya anjing, pengangguran, cari perhatian dan kesepian. Dan dia membuat post di FB dan mentag nama saya. Juga dia mentag nama saya di post orang lain yang upload tentang “Teman tapi Anjing”.

Makanya saya bilang, itu masalah memang kepribadian orang. Bukan karena sebuah perlakukan orang lain atau sebuah kejadian yang memaksa dia bereaksi demikian. Maksudnya emang orangnya aja yang bermasalah secara kepribadiannya.

Kembali ke cewek yang nabrak.

Cewek ini selesai menabrak orang (sampai mati). Si istri wajar kalau emosi dan marah. Suami kamu tergeletak mati dan kamu ga emosi. Sangat wajar, bro. Ini bukan perkara kecil.

Tapi anehnya? Bukannya merasa bersalah malah ngamuk balik.

Sama seperti teman saya. Uda katai saya malu-maluin. Dan sebagainya itu. Padahal saya upload di FB bukan untuk dia loh. Silahkan cek post saya itu. Link di sub judul. Betapa saya berterima kasih atas kebaikan Tuhan sehingga diganti laptopnya. Meskipun saya juga cerita mengenai pengalaman saya dikatai macam-macam. Tanpa menyebut nama dia. Tujuan saya nge-post untuk share kebaikan Tuhan meskipun ada aja yang mengatakan saya macam-macam karena saya dibodoh-bodohi toko itu.

Eh, bukannya minta maaf. Malah ngatain saya ANJING lah dan sebagainya.

Katanya saya menjudge dia. Kog aneh?

Saya yang dikatai malu-maluin, ga pake otak, kesepian, pengangguran, cari perhatian dan anjing itu. Koq yang nge-judge saya malahan?

Hahaha

Makanya saya bisa mengerti kenapa ada juga orang yang sudah salah tambah marah. Biasanya karena itu tu tuh.. arogansi.

“Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.  Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

MARKUS 7:21-23