Jadi sabtu, 26 Nov 22 kemarin saya dan teman-teman mengikuti rapat di gereja. Sepulang kebaktian muda.
Tapi, ada 1 hal yang sedikit mengganggu hatiku.
Kecil tapi penting.
Yaitu makan malam.
Kita mulai jam 7an sampai jam 10 malam lebih!
Dan sama sekali belum makan malam. Emang uda makan camilan.
Yang ingin ku soroti adalah penting untuk memikirkan makan malam.
Alasannya bukan sekedar menahan lapar.
Lebih dari itu.
Pemerintahan Dunia
Di dunia saja memahami. Sejak jaman Pak Harto dan kerusuhan Mei 98, dimana rakyat katanya kesulitan makan. Dan juga jaman kuno, mereka menyadari. Urusan perut itu pertama kali yang harus dipenuhi. Hal yang bikin rusuh sebuah negara itu ketika mereka kesulitan makan!
Makanya penting untuk pemerintah memikirkan bagaimana mereka makan. Baru setelah itu pemerintah bikin program apa pun untuk memajukan rakyat bisa diterima dengan lebih baik.
Yesus sendiri, meskipun pelayanannya hebat. Dia sering tercatat di Injil ngurusin makanan. Entah waktu nyari makan di pohon Ara yang tidak berbuah, entah muridnya menggisar gandum pake tangan di hari Sabat yang dikatakan Farisi melanggar perintah Musa, entah dia bikin ikan goreng saat selesai bangkit dari kubur.
Oiya, Yesus juga memberikan makan 5000 laki dan dikesempatan lainnya 4000 laki. Belum perempuan dan anak kecil.
Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Mat 14:16.
Volenteer = Dihargai
Satu lagi alasan sederhana kamu harus memberikan mereka makan tepat waktunya. Karena mereka memberikan waktunya dg sukarela. Seorang pekerja, meskipun sukarelawan berhak untuk mendapatkan upahnya. Setidaknya pengghargaan yaitu berikan mereka makan pada waktunya!
Di salah satu gereja modern yg punya sangat banyak jemaat pemuda. Mereka pernah mengatakan kurang lebih seperti ini:
“Di gereja konvensional dan yang cenderung kuno. Kamu pelayanan kurang di apresiasi. Mereka beranggapan pelayanan mu itu hal yang wajib. Sehingga mereka bahkan tidak pernah mengatakan terima kasih kepadamu ketika kamu sudah membantu mereka pelayanan.”
Jujur. Orang-orang itu berkata hal yang benar.
Memang Yesus tidak berterima kasih ketika kamu melayani. Dan hal itu wajib kita lakukan: pelayanan. Perkataan ini ada di alkitab. Setelah melayani seharian, apakah tuannya berkata terima kasih? Tidak. Malah dia disuruh menyiapkan makanan bagi tuannya dulu baru boleh hamba itu makan. Apakah setelah itu tuannya ngomong terima kasih? Tidak.
“Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?” Lukas 17:9
Jadi kalau cerita ini, diceritakan oleh Yesus supaya kita ketika melayani Dia. Jangan jadi sombong. Jangan besar kepala. Dan yang ingin Yesus sampaikan bahwa pelayanan itu wajib, bukan semua hak. Bukan sebuah ‘ku lakukan ini maka hargai aku’. Bukan. Pelayanan adalah kewajiban. Keharusan. Menurut apa yang Yesus ceritakan ya. Dan dalam cerita itu, tuannya ga perlu ngomong terima kasih.
Ingat ini merujuk kepada pemikiran, kamu ini lunas dibayar makanya layani Dia.
Jadi konteknya beda. Lagian kita kan bukan Yesus. Tetapi, Yesus memberikan upah lo setiap usaha kita.
Yesus berhak menerima persembahan kita karena Dia mengorbankan diri dg nyawanya untuk membeli kita. Kita bukan lagi milik kita tapi milik Dia.
Masalahnya, pemimpin gereja atau siapa pun itu bukan lah ‘Yesus yang berkorban’. Dan mereka tidak membeli kita. Semua pelayan Tuhan dari yang paling hebat sampai yang paling kecil adalah hamba!
Kamu dan aku adalah hamba.
Dan berkata ‘terima kasih’ yang gratis adalah bentuk apresiasi sederhana dan teladan untuk ditiru jemaat. Dan juga kata terima kasihmu itu adalah bentuk kerendahan hati, cuk.
“.. aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku.” Efesus 1:16.
Sistem gereja
Aku itu selalu memandang gereja adalah workshop atau tempat perbaikan.
Gereja harusnya menjadi tempat yang AMAN (saya berikan garis bawah dan huruf kapital) untuk berubah dan menjadi lebih baik.
Makanya kita dilarang menjudge orang lain. Melainkan kita diperintah mengasihi orang-orang yang kurang dan lemah. Anehnya kita lebih suka mengatakan ‘jangan menghakimi’ dibandingkan ‘kasihilah’.
Yang satu larangan. Yang satunya lakukan.
Yang satunya Taurat. Yang satunya Injil Anugerah.
Suatu kali di ibadah komsel zoom seseorang setelah pimpin pujian minta ijin untuk beli nasi goreng. Setelah acara hendak selesai baru dia kembali join.
Dari sini aku bisa lihat etos dan etika kerjanya bagaimana. Dia kebetulan seorang guru. Lah bagaimana kamu memberikan teladan kepada muridmu kalo diri sendiri ga benar?
Memang JIKA ada alasan khusus yang tidak menyalahkan perilaku begitu, misalnya sedang sakit. Ya tidak apa. Kalau lapar ya beli lah sebelum acara zoom. Nanti makannya tidak apa sambil menyimak zoom meeting. Membeli sebelum ibadah zoom kan tidak mengambil banyak waktu, paling 15 menit lah.
Gereja harus bisa menjadi teladan, karena itu gereja harus lebih bisa disiplin. Karena selama ini kita menyakini bahwa gereja adalah tubuh Kristus. Tempat dimana kita berurusan dengan Tuhan, kan? Lah koq malah sesuka hati.
Lihat jemaat, kalau meeting kantor bisa ontime. Kalau meeting gereja malah molor. Karena mereka meremehkan. Kalau kita sendiri demikian, gimana memberikan contoh?
Kecuali alasan yang penting ya.
Sama seperti meeting Natal kemarin. Malah ketuanya melarang peserta makan. Wih … hebat. Perlu dicatat kita berterima kasih kepada Ibu Ketua. Aku sangat apresiasi pelayanannya dan kepemimpinannya. Saya selalu mengatakan kepada Leader Pemudanya. Dia ini adalah calon suksesimu.
Maksud poinku ini adalah gereja harusnya menjadi tempat latihan pelayanan, kerja, kepemipinan, sosialisasi dan sebagainya. Semua ini harusnya memperlengkapi kita untuk menghadapi kehidupan dunia nyata. Jadi bagaimana kamu melayani menunjukan identitas kamu kalau kamu bekerja. Kaitannya dengan makan malam? Lanjut…
Kepemimpinan
Di dunia orang sudah memahami. Esensi kepemimpinan adalah memperhatikan dahulu kebutuhan anak buah kita baru kita bisa memimpin mereka kemana kita mau.
Bukan memaksakan kehendak kita tanpa memperdulikan anak buah kita.
Apalagi di gereja yang punya konsep Kepemimpinan ala Kristus.
Yaitu pengorbanan.
Bukan mengorbankan anak buah ya.
Aku berusaha paham dengan pikiran ketua proyek Natal ini. Karena si ketua melarang kita membagi makanan. Mungkin supaya fokus. Mungkin spy mereka tidak mengantuk. Mungkin supaya mereka tidak pulang setelah makan.
Cuman apakah orang gereja serendah itu ya? Habis makan terus pulang. Aku pikir tidak. Meskipun ada yang begitu. Jika mereka mau meluangkan waktu di hari sabtu setelah ibadah kaum muda untuk rapat sampai jam 11 malam. Aku pikir mereka bukan mikir soal makanan saja.
Bicara soal supaya fokus, aku rasa perut lapat bikin kita cepat emosi dan sulit fokus.
Bisa koq diakali. Umumnya rapat biasa perlu reses, pause, istriahat, break atau apa pun namanya. Kalau rapat spt kmrin 3 jam harus reses setidaknya sekali. Gunakan waktu 10 mnt itu untuk istirahat dan menjernihkan pikiran.
Rohani
Ingat ya aku cuman memberikan saran. Yang membaca berhak menolak jika tidak cocok.
BUKAN pula ku kritik pemimpinnya tetapi prosesinya aja.
Jadi jam 8an aku dengan teman disuruh beli sate. Katanya banyak yang lapar. Ku tahu emang demikian.
Aku uda dikejar2 dan uda berusaha pontang panting memenuhi persyaratan makan itu. Ya piring, ya kecepatan penyajian, ya sendok.
Sesampainya di gereja langsung aku berlari dengan pikiran spy mrka bisa makan.
Sejujurnya, menyuruh aku ga masalah. Nyuruh cepat2 ga masalah. Meskipun ada orang bisa tersinggung kalau disuruh cepat2, digupuhi. Semua ini ku lakukan demi kepentingan bersama. Aku ga merasa direndahkan, tidak.
Tetapi:
- Mereka yang sakit maag gimana?
- Mereka yang harus minum obat gimana?
- Mereka yang sekedar kelaparan gimana?
- Mereka harus dihargai karena uda korban waktu, masak lu mencegah mereka mendapatkan sedikit kelegaan dengan makan malam sih ah?
Dan kita melarang mereka makan. Tahu kah kita, bahwa soal makanan ini sering dibahas di kitab suci. Tuhan mengatakan jangan bingung soal makan, Bapamu disurga memelihara kamu. Nah pemimpin rohaninya malah melarang makan. Hal kecil sih TAPI MELANGGAR FIRMAN UTAMA.
Makanan itu bukan hal kecil.
Dalam 1 Kor 11, secara khusus Paulus membahas soal pertemuan jemaat dan … makanan!
Sekarang ritualnya memang makan roti kecil dan secangkir kecil anggur untuk perjamuan kudus.
Tetapi jaman Yesus dan Paulus. Perjamuan Kudus ya makan bersama itu!
Bukan makan sepotong kecil.
Tetapi benar-benar makan roti dan minum anggur.
Maksudku benar-benar makan malam.
Ini yang terjadi waktu malam sebelum Yesus ditangkap. Mereka makan lo. Meskipun awalnya berdoa dan memecahkan roti tetapi berikutnya mereka makan malam.
Dalam 1 Kor 11 itu. Ada yang lapar dan ada yang mabuk. Ingat lah yang dibahas Paulus ini adalah perjamuan kudus.
Yang lapar disuruh makan sebelum ke pertemuan.
Yang lainnya disuruh menunggu yang lain.
Dan kata berikutnya yang lucu:
“Kalau ada orang yang lapar, baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul untuk dihukum.” 1 Kor 11:34.
Supaya jangan kamu berkumpul (atau rapat) untuk dihukum!
Ingat bagi orang Kristen makan bersama itu KUDUS karena itu menunjukan tubuh Kristus dan darah Kristus!
Bukan cuman digedung gereja secara khusus memecahkan roti oleh pendeta. Bukan!!!!!!!! Bukan!!!!!!
Tapi waktu kamu berkumpul dalam nama Kristus dan makan!
Jadi prosesinya waktu jaman Yesus adalah:
- Pertama kumpul
- Kedua memecahkan roti dan mengucap syukur: ini tubuhku dan seterusnya…
- Ketiga ambil cawan dan sebuah peringatan perjanjian baru dengan darah Kristus…
Kemudian baru mereka memakan hidangan lainnya.
Nah ini dilakukan jaman Paulus di Korintus. Cuman mereka ada yang kelaparan, ada yang mabuk.
Makanya ditegur sama Paulus.
Kalau dirapat kemarin:
Kita kelaparan dan tidak teratur makannya.
Jadi uda nyuruh beli makan cepat-cepat.
Ga dimakan.
Uda dimakan tapi ga teratur.
Semua ini melanggar hukum Kristus.
Makanya aku sempat marah. Bukan karena lapar. Sewaktu disuruh beli makan, saya bisa mampir makan kalau lapar. Aku tidak enak hati karena yang dilakukan melanggar firman Tuhan.
Tuhan itu teratur.
Makanya aku waktu itu berpikir: ku atur aja satenya.
5 tusuk ayam dan 2 tusuk yang daging. Maka akan dapat semua. Supaya ada keseimbangan ya. Semua dapat bagian. 2 Kor 8:14.
Ini juga prinsip: pengaturan makanan waktu jaman Stefanus Kisah 6.
Harus diatur dengan baik.
Dan kan ku katakan gereja harusnya jadi role model.
Emang di gereja ini (permisi) agak semrawut. Yang jadi ketua ada 2 orang dan ketua satunya lagi. Jadi total 3. Sama melapor siapa tidak ada yang tahu. Sering mereka ‘berselisih’ ‘beda pendapat’ soal ini.
Ada yang ngomong, “Aku juga ketua. Lapor ke aku juga.”
Pengen ketawa aku.
Ada orang dari bagian lain yang tidak terhubung yang memerintah anak buah kaum muda. Ikut mencampuri dan ngurusin kaum muda. Padahal bukan bagiannya.
Lah koq?
Ketika Tuhan menciptakan alam semesta ini dari ketidak teraturan menuju keteraturan. Katanya awalnya alam ini void dan tidak teratur. Kemudian oleh Dia maka semua berjalan sesuai hukumnya. Makanya matahari bersinar setiap pagi. Tidak ada waktu ketika mataharinya molor jam 10 baru terbit.
Lah kalau gereja ga jelas, sapa dan apa.
Wadoh…
Aku selalu berusaha mendalami firman dalam kehidupanku sehari-hari. Karena memang sudah ku buktikan kekayaan firman Tuhan ini benar-benar bermanfaat untuk kehidupan kita.
Bukan cuman ajaran dilarang tatoan.. ah sapa ngomong, cuk.
Dilarang rokokan masuk neraka.
Gile lu… nambahi firman sesuka hatinya pake ilmu digatok-gatokan. Disambung-sambungkan.
Betewe, aku ga tatoan dan ga rokokan ya.
Memang baiknya jangan tatoan dan rokokan. Tetapi bukan konsep yang diomong pendeta.
Firman Tuhan itu membangun jemaat. Harusnya..
Firman Tuhan harusnya melengkapi kita dalam kehidupan sehari kita.
Dan Paulus berkali-kali mengatakan hal ini ke jemaat dan secara khusus Timotius.
Aku malas nyari ayatnya nanti kalu ga repot.
Makanya kita harus praktek soal makanan ini sesuai prinsip spiritual kita.
- Teratur
- Menunggu yang lain
- Jangan sampai lapar
- Jangan sampai kenyang dan mabuk
- Harus ada keseimbangan
Kemarin selaina da 4-5 orang ga makan dan pulang. Padahal mereka lapar.
Ada yang makan banyak, 1 bungkus nasi dan ada yang makan lontong saja.
Makan satenya sedikit.
Ada yang makan banyak satenya.
Mirip orang yang ga mau rugi ambil makan sebanyak mungkin sampai yang lainnya tidak kebagian.
Lah prinsip rugimu mana cuk 1 Kor 6:7, Mat 5:40. Firman tuhan itu bukan hanya untuk bahasan, bukan untuk debat, bukan untuk teori awam-awam aja. Tapi untuk praktek!
Sekali lagi orang gereja harus diajari sopan santun, etika, etos kerja. Supaya kita berbuah dan menjadi terang dan garam.
Dengan diatur dulu, karek makan aja. 10 menit aja terus lanjut bahas materi penting soal hidup mati gereja!
“Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.” 1 Kor 14:40.
note: terima kasih teman-teman yang sudah menyediakan waktu kemarin dan terima kasih ibu ketua proyek yang mau membantu kamu untuk menjadikan acara natal ini berkesan. Pemimpin proyeknya juga orang hebat dan sudah memberikan terbaik. Meskipun ada sedikit masukan soal makan malam kemarin.
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Kis 4:32