Bagaimana Menghadapi Kematian Orang Yang Kita Kasihi?

Barusan saya upload FB – kangen membelikan jajanan untuk mama. Biasanya mama saya suka jajanan pasar kayak nogosari, kue kukus, kue lumpur, putu ayu (jajanan jawa). Karena sudah tidak ada, saya rindu membelikan mama saya jajan itu.

Sorenya, teman baik mama meninggal. Mamanya David.

Besoknya mamanya teman saya juga meninggal.

Sedih banget rasanya.

Saya dengan mamanya David dan keluarganya kenal baik dan cukup dekat. Hampir segala masalah mereka, sudah saya ketahui.

Mereka pun uda kayak keluarga bagi saya dan saya bagi mereka.

Jujur sangat sedih saya.

Tapi …

Mungkin artikel ini membantu meringankan kesedihanmu..

Kesembuhan Kekal

Kan.. kalo kamu percaya apa yang doakan atau kamu mintakan maka kamu akan mendapatkannya.

Saya pun yakin, cara Tuhan mengabulkan doa kita itu tidak melulu berdasarkan pikiran kita, cara kita, rencana kita. Karena pikiran, rencana dan cara dia tidak terselami Yes 55:9.

Kedua almarhumah ada sakitnya.

Dan karena sakitnya ini mereka meninggal.

Bukan tidak sembuh. Bukan karena doamu tidak terkabul. Dikabulkan koq…Sembuh koq..

Cuman ini kesembuhan kekal.

Tidak lagi sakit untuk selamanya.

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Yesaya 55:8-9 (TB) 

Tidak Lagi Menderita

Yang ini mungkin klasik. Anda sering dengar. Kematian itu sudah memutus penderitaan didunia.

Meskipun klasik, sebenarnya sangat betul sekali.

Kadang orang disekitar yang merawat juga merasa capek, loh. Secara fisik dan secara mental.

Jangan di judge ya. Sebagai manusia, wajar banget kalau dia merasa capek. Itu bukan suatu dosa kalau seseorang merasa sangat lelah.

Oiya jangan lupa juga banyaknya dana yang dikeluarkan.

Dan umumnya yang dirawat juga merasa sangat sedih. Sudah menguras tenaga, waktu dan pikiran orang-orang disekitarnya. Dan tidak jarang, yang sakit ini menghabiskan uang cukup banyak untuk biaya pengobatan.

Dan saya pernah melihat seseorang bapak menangis dalam kelumpuhannya karena dia stroke dan membuat banyak orang disekitarnya repot.

Banyak orang yang mengeluh sambil bercucuran air mata minta segera dipanggil Tuhan. Karena orang itu sangat menderita bukan karena penyakitnya tetapi melihat keluarganya susah mengurus dia.

Jadi kematian, itu benar-benar hal yang sangat melegakan baik bagi yang sakit maupun orang-orang disekitarnya.

Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”

Wahyu 21:4 (TB) 
Pemakaman Sukun, Malang

Tidak Akan Mau Kembali

Waktu saya kirim video mama di Bali ke tante saya. Dia menjawab, “Kangen mamamu. Kasian ya mamamu.”

Aku jawab dia, “Jangan bilang begitu. Belum tentu yang disini lebih baik dari dia.”

Saya kasih Anda bocoran ya…

Dulu ada orang ngomong, ngapain ke Surga sekarang. Rawon masih enak. Bakso masih enak.

Aku kasih tahu Anda suatu rahasia. Rahasia yang ku tahu sendiri. Dan diteguhkan oleh beberapa orang yang ‘pernah’ mampir sebentar disana.

Rahasia itu:

Setiap orang yang pernah ke Surga, tidak akan mau disuruh kembali didunia.

Alasannya?

Jelas: jauh lebih baik disana.

  • Tidak ada kelemahan.
  • Tidak ada penderitaan.
  • Tidak ada sakit penyakit.
  • Tidak ada air mata.
  • Tidak ada perpisahan.

Yang ada cuman kebahagiaan macam narkoba.

Betul.

Macam narkoba. Isinya cuman bahagia semata-mata.

Dulu secara ekstrim guru saya pernah mengajar, “Kalau seseorang pernah tahu surga. Dia pun pasti mau hidup melarat disini asal masuk Surga.”

Dan kalau saya ngomong sama mama saya untuk kembali, dia akan menolak!

Justru permintaan ku itu sangat egois dan menyakitkan bagi dia. Orang lagi senang koq, lagi gembira, penuh sukacita dan kedamaian – disuruh balik didunia yang penuh kelemahan dan penderitaan.

Egois banget itu.

Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus — itu memang jauh lebih baik;

Filipi 1:23 

Allah Yang Hidup

Apa bedanya yang kita sembah dengan yang lain?

Simple.

Kita menyembah Allah yang hidup.

Buktinya?

Kebangkitan Yesus diantara orang mati adalah bukti utama yang tidak terbantahkan!

Seandainya Kristus tidak bangkit, percuma iman kita semua kepada Allah melalui Kristus Yesus.

Puji syukur topik ini dibahas Yesus waktu Dia menjadi manusia.

Mamanya David waktu hendak meninggal, dia mengangkat kedua tangannya seakan berusaha menyongsong Sang Kekasih, Kristus Yesus. Tidak sekian detik, dia pergi kepada Sang Kekasih hati.

Mamaku, malam sebelum meninggal dia sedang mengigau dan bicara dengan seorang teman. Waktu saya banguni, dia bilang dia sedang masuk sebuah desa yang sangat indah.

Dari nadanya seperti orang lagi gembira banget!

“Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.”

Matius 22:32 

Ada Kehidupan Disana, Perpisahan Sementara

Yesus pernah bilang, Dia kesana untuk menyediakan rumah untuk kita. Kita diminta jangan gelisah.

Sebelum mama saya meninggal, saya pernah besuk mamanya teman saya, Tante Linda. Waktu dirumah saya sudah lihat dengan mata sendiri. Orang ini uda akan menemui ajalnya. Bahkan doa ku hanya doa pasrah. Tentu juga berharap kesembuhannya.

Setelah itu tante Linda kritis. Dua hari kemudian sembuh.

Beberapa waktu saya kesana lagi. Saya juga shock badannya lebih segar dan berisi. Tenaganya pulih. Dia bercerita ini:

Waktu itu, dia merasa sudah mau ajal. Tiba-tiba dia merasakan kalau rohnya lepas dan masuk kesebuah daerah. Semacam pedesaan. Kiri kanan rindang. Banyak pohon. Sejuk banget. Tidak panas sekali pun.

Dia lihat kiri kanan ada rumah-rumah mungil.

Anak-anak bermain riang gembira.

Orang-orang dewasa duduk duduk. Menikmati hidup.

Dia merasakan disini sangat bahagia sekali. Kayak tidak ada penderitaan. Damai sekali dan sangat membahagiakan.

Rasanya enak sekali tinggal disitu. Penuh damai.

Makin dia berjalan kedalam, dia melihat rumah-rumah makin mewah dan besar.

Sepertinya kayak ada cluster cluster. Makin dalam lebih elit, kata tante Linda.

Sampai diujung dia menemukan semacam tangga naik. Dan diatasnya ada Tuhan Yesus dengan jubah putihnya itu.

Tante Linda bercerita, dia berusaha naik tangga itu tapi tidak bisa. Dia menggapai-gapai tapi kesulitan. Dia mau memegang ujung jubahnya Tuhan. Tapi tidak dapat.

“Aku mau ikut Engkau. Bawa aku.” Katanya Tante Linda memohon agar dibawa serta oleh Tuhan.

Tiba-tiba Tuhan balik badan. Tanpa bicara sepatah kata pun dia pergi meninggalkan Tante Linda yang makin berusaha menaiki tangga itu.

Tante Linda merasa (meskipun Tuhan tidak bicara apa pun) kalau waktunya belum selesai di dunia.

Setelah Tuhan balik badan tante Linda melanjutkan berjalan ke kanan sampai tiba di jalan Banyuurip. Dia terus berjalan persis didepan rumahnya.

Akhirnya dia bangun setelah 2 hari kritis.

Mungkin ada beberapa hal yang harus diselesaikan dengan anak-anaknya. Dan dia mungkin tanpa sadar ditugasi untuk cerita ini kepada saya.

Karena kurleb 6 kemudian mama saya dipanggil Tuhan. Dan malamnya dia ngigau kalau dia didaerah pedesaan yang indah, ketemu teman-temannya.

Dulu, dia sering cerita kalau banyak teman-temannya sudah pergi duluan.

Dan ada orang pernah nemui dia disana. Emang gambaran yang disebut tante Linda itu sama persis.

“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”

Yohanes 14:2 

Jatah Yang Harus Dihabiskan

Waktu kemarin saya cari kubur bersama David untuk mamanya di Malang.

Saya baca tulisan di batu nisan.

Rata-rata paling tua lahir tahun 1898 kalau tidak salah. Ada yang 1903. Kemudian saya lihat wafatnya, kurleb 70-80 tahun. Memang ada yang berumur 90 lebih baru wafat.

Seakan aku dapat pencerahan yang biasa kita ketahui. Bukan rahasia ajaib tapi semacam kebijaksanaan Ilahi.

Kebijaksanaan yang sering kita dengar.

Kebijaksanaan itu seakan lompat keluar dan merasuk di jiwa ku.

Padahal semua sudah tahu. Bukan sebuah rahasia.

Simple aja: manusia punya jatah hidup.

Jatah itu berupa kesempatan untuk melakukan sesuatu buat Tuhan dan untuk hidup kita sendiri.

Dan … kita semua akan menghadap Dia dan mempertanggung jawabkan kepadaNya apa saja yang telah kita lakukan selama di dunia.

Dan apakah kita akan masuk bersama Dia dalam kemuliaanNya atau kita akan ditolak dan dijauhkan dari hadiratNya.

Itu sebabnya ada orang bijak mengatakan, “Lebih baik rumah duka daripada rumah pesta.”

Sekali kali kunjungan ke pemakaman itu menambah kedewasaan kita dalam mengatur kehidupan.

Kalau orang tua kita sudah meninggal. Ingat lah kita pada akhirnya juga akan menyusul.

Pertanyaannya: apakah kamu membuat hidupmu lebih berarti?

What’s next?

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”

Mazmur 90:12 
Salah satu makam disana, Orang ini lahir Tahun 1898

Semua Ikut Antrian, Hanya Masalah Waktu

Teman saya sempat ngomong, kalau dia ada kecewanya. Secara iman bahwa yakin apa pun yang didoakan pasti dikabulkan?

Bukannya dia sudah percaya kepada Yesus?

Bertobat dan berusaha melakukan kehendak Tuhan?

Kenapa tetap dipanggil mamanya?

Aku sangat mengerti perasaannya. Waktu mama saya meninggal aku pun merasa hal yang sama, “Koq cepat banget sih? Aku belum apa-apa. Belum bisa membahagiakan mama.”

Perasaan ini menghinggap semua orang.

Dan faktanya, perasaan ini benar: kita tidak akan bisa balas kebaikan orang tua.

Ini kebenaran hakiki.

Sekarang kita tahu, kita ini salah dalam segala hal. Kalau kali ini kita ini salahnya dalam hal kurang berbakti kepada orang tua.

Itu sebabnya orang yang sombong rohani, sangat dibenci Allah.

Kembali, ke masalah antrian.

Meskipun Lazarus bisa bangkit dari kematian..pada akhirnya dia juga harus mengalami maut lagi. Kedua kalinya di dunia ini.

Sekarang, meski orang tua kita sembuh.. apa dia akan hidup selamanya?

Dan sekalipun hidup umur panjang, untuk apa? Untuk menambah penderitaan?

Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

Mazmur 90:10 

Bagi Kita Kematian Itu Sebuah Musibah

Bagi Yang Memiliki Iman Kebangkitan Kristus dan Pengharapan Kekal, KEMATIAN ITU KEUNTUNGAN!

Lagian, hidup itu penderitaan, kelemahan, sakit penyakit dan air mata.

Kesukaan kita hanya semu.

Itu lah harapan akan kehidupan akan datang jauh lebih baik daripada tanah fana sekarang ini.

Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Ibrani 11:14-16 

PS Jangan Sedih Karena Kematian Badan, Sedih lah Kalau Kamu Ditolak Dikehidupan Akan Datang