Balada Mantan Icare Leader & Penggemar Fanatiknya (1)
Jadi ceritanya saya ini join Icare, semacam kelompok sel di IFGF Surabaya sejak 2019. Waktu itu Icare-nya masih dipimpin oleh Anton Soedjarwo. Siapa sangka dari orang ini banyak lahir banyak drama dan kekesalan yang sebenarnya ga penting. Seorang pemimpin yang harusnya menjadi pengayom, bukannya hakim yang menghakimi dan menghukum orang-orang yang dipikirnya salah. Dan dia merasa melakukan didalam nama Tuhan.
Dan korbannya banyak.
Diantara korban-korban itu mereka ga bisa bersuara karena secara halus atau terus terang mereka dilarang mempersoalkan hal tersebut. Kalau ‘mempersoalkan’ bisa membuat panas penggemar fanatiknya. Lagipula kalau korban-korban itu mempersoalkan tindakan Anton maka kamu siap-siap dihakimi oleh penggemarnya pula. Kamu bisa dikatai ‘tidak mengampuni’, ‘gitu aja dimasukan hati’ dan seterusnya.
Makanya aku ga mau hal ini terjadi terus. Ini tujuan aku. Dan aku tahu Dia pula yang menyuruhku speak up. Dan dirasakan oleh mereka ini adalah hal yang baik. Hal yang sudah seharusnya terjadi di tubuh Kristus. Aneh banget nih.
Kalau tubuh kita ada yang sakit tentu kita akan mengobatinya. Bukan malah menyangkalnya atau menutupi dengan pereda nyeri sementara sedang sumber penyakitnya tidak dibereskan. Bahaya cara pikir ini. Gereja tidak tahu ada yang sakit dalam salah satu tubuhnya. Mereka berpikir selama kelihatan baik-baik saja yah…berarti tidak ada apa apanya. Padahal didalamnya sudah membusuk dengan segala penghakiman, pride dan hal-hal yang kelihatan benar tapi salah!
TUJUAN ARTIKEL
Aku sebenarnya tidak pernah membahas mengenai Anton dimana pun. Kecuali tentunya dengan Swan sebagai penggantinya Anton. Dia Leader Icare. Dan mungkin teman-teman aku aja kayak Ibnu dan Adi. Cuman itu. Gak pernah loh aku ngomong kemana-mana menjelekan Anton dimana-mana. Bahkan saat saya mengikuti Icare pun saya tidak pernah menyindir, mengungkit atau marah soal Anton.
Oiya saya ikut Swan setelah Anton tidak lagi jadi leader. Waktu marah dulu sempat terkesan menyusir. Nanti saya telanjangi semua. Supaya kalian tahu benar atau tidak cara pimpinan mu itu. Jadi waktu Anton masih menjadi pemimpin saya tidak pernah datang. Setelah Swan jadi leadernya baru saya muncul. Kesan menyusir ini bukan cuman dialami saya lo. Teman saya juga waktu itu diusir.
Saya tidak marah soal Anton. Dulu iya. Sekarang uda tidak lagi.
Hanya saja kebetulan saya guyonan dengan Adi. Di kolom komentar Ig-nya. Jadi ceritanya Adi mengupload guyonan (nanti saya lampirkan juga) dan saya meredaksi sedemikian sehingga timbul kesan saya menyindir Anton. Padahal aku tidak menyindir Anton. Si Anton tidak mau follow atau difollow oleh kita. Meski dia kenal kita. Tapi ini sih hak nya dia.
Lah kalau menyindir Anton kan kalau Si Anton ini follow akun Ig nya Adi. Faktanya, tidak. Demikian Adi tidak follow Anton. Nyindir darimana Ferguso?
Bah.
Kamu keliru. Aku ga nyindir Anton. Kalau kalian lihat nanti kalian akan tahu. Ini karena mereka begitu terobsesinya dengan Anton sehingga menyebut aku menyindir Anton. Obsesi yang tidak sehat.
Kalau mau dipaksakan sebenarnya aku malah menyindir Adi.
(aku ga nyindir siapa siapa ya, itu murni joke tapi karena jika maksa yah anggap lah aku nyindir Adi yang kebetulan komen ku di post nya)
Karena waktu itu Anton marah marah ke Adi di komsel karena dia sharing dan katanya Si Anton sharing itu gak menarik, membosankan dan itu-itu terus. Ah, nanti aja kita bahas nih.
Bukannya mereka kasian sama Adi yang diamuki Anton didepan masyarakat khalayak ramai. Mereka malah marah karena kita nyindir Antonnya. Gila gak sih!
Mirip Pastor yang mencabuli anak dibawah umur (12 tahun). Kasus nyata di Surabaya awal tahun 2020 ini sebelum Covid Pandemi. Tapi orang malah membela Pastor Pedofil ini dan menyalahkan si anak kecil. Ketika orang mengatakan Pastor ini cabul. Mereka marah. Mereka seakan tidak peduli dengan nasib korbannya. Si anak yang dicabuli. Bagaimana masa depannya, bagaimana efek psikologisnya, bagaimana hubungan dengan suaminya, bagaimana nama baiknya tercemar ketika dia stand up dan speak up mengenai kasusnya. Malah korbannya…dibully dan dihakimi. Ada kata-kata seperti ini, “Kenapa koq gak lapor ortunya kalau dicabuli? Kelihatannya ceweknya juga enjoy.”
Gilak ga sih?
Mereka malah peduli dengan nama baik si pastor. Wah….
Ini yang terjadi ketika aku guyonan mengenai Adi yang dimarahi Anton. Aku nulis dikolom komentar Adi tapi yang baca marah. Seharusnya orang mikir soal Adi yang jadi korban karena Anton marah-marah didepan umum karena ‘sharingnya tidak menarik’.
Malahan, mereka marah karena aku komen gitu di kolom komentarnya Adi.
Relate kan dengan kasus pendeta pedofil itu?
SI BAPER YANG STALKING
Suka stalker ig orang, sampai pada komen demi komen tapi gak pernah like. Stalker cuman untuk mencari sensasi dan kesalahan orang. Sombong tuh. Isi hatinya negatif tok. Busuk. Like ga mau. Jadi berkat ga mau. Maunya mencari-cari kesalahan orang. Apa itu ajarannya Anton???
Aku, ga mau gaya kepemimpinan atau budaya kayak gini menjadi budaya yang dianggap baik dan harus diterima. Bagi mereka yang tidak menerimanya dianggap pembangkangan dan dianggap melakukan dosa. Mirip komunis sih….
Aku cinta Tuhan ku.
Aku cinta gereja Nya.
Aku akan speak up dan tidak akan membenarkan gaya bos, gaya raja dan ratu penguasa di gereja.
I will fight in the name of my God! Christ Jesus.
Yang memberikan aku anugerah dan pengampunan. Pengenalan akan kebenaran dan kebaikannya kasihNya. Dan visi untuk dikejar. Mempersiapkan jalan. Meluruskan jalan. Menimbun lembah. Meratakan gunung. Meluruskan segala yang berliku. Yang berlekuk-lekuk diratakan. Dan biar semua orang melihat keselamatan dari Tuhan.
Sungguh. Tak ku buat salibMu sia-sia.