0 Pengantar: 22 April 2020
Renungan ini saya shared karena saya melihat dan sering mengalami berhadapan dengan pemimpin yang tidak bersesuaian dengan Injil.
Awalnya aku pikir pemimpin yang kena ragi Farisi itu sudah tidak ada di dunia modern ini. Ternyata aku salah. Cara berpikir macam Farisi itu masih eksis dan banyak. Dan celakanya ragi ini mempengaruhi banyak orang secara negatif. Aku tidak ngomong bahwa pemimpin Farisi itu negatif semua hidupnya. Hidup dalam dosa. Tidak. Malah kadang mereka sepertinya (saya ulangi ‘sepertinya’) hidup dalam kesucian level tertinggi.
Cuman semua itu tujuannya diperlihatkan emang.. supaya orang tahu kalau dia baik dan suci.
Dan lagi sering mereka bikin kerusakan sana sini .. mungkin sebagian dari mereka tidak sadar kalau melakukan kerusakan itu. Seperti dalam contoh renungan ini.
Lah.. Lantas kenapa saya menulis renungan ini?
Karena pengaruh mereka itu kadang membuat banyak kerusakan tanpa mereka sadari.
Mereka .. selalu merasa benar.
Lalu gimana sih model Farisi itu?
- Munafik, bisa ngomong tapi tidak bisa melakukan
- Menaruh beban berat kepada orang lain
- Suka menghakimi orang lain
- Dan merasa paling benar
- Rupa-rupa tinggi hati: minta dihormati, suka penghormatan, arogan, bossy, marasa paling ok
Sekali lagi, emang kadang ada orang memiliki ciri semua poin diatas. Kadang ada hanya beberapa saja. Dan satu lagi yang penting. Ini tolong dicatat, dosa ini bukan hanya untuk orang lain saja. Kita dalam suatu tingkat seperti itu. Hanya ada beberapa yang nampak menonjol seperti yang ku ceritakan dalam renungan ini. Ada yang halus. Ada yang dulunya begitu sekarang tidak begitu lagi.
Intinya, kita semua tidak sempurna dan pelaku hal yang sama.
Cuman kali ini emang kita bahas seorang pemimpin yang nampak jelas seperti itu.
Kalian mungkin tidak percaya, tapi saya paling sering melihat orang seperti ini. Sangat. Dimana-mana. Di gereja apa pun. Dan mungkin juga saya dulunya seperti itu.
Kalau kalian membaca bible murid Yesus pun banyak yang begitu. Apalagi waktu awal-awal masa pendidikan. Sedangkan sudah jadi rasul aja begitu koq. Lihat kisah Paulus menegur Petrus karena kemunafikan Galatia 2.
Jadi kisah dalam renungan kebanyakan pengalaman pribadi sih.
Aku juga sangat tahu Tuhan membimbing saya untuk menuliskan ini sebagai pelajaran untuk kita semua deh.
Jadi semoga bermanfaat.