Berdasarkan berita ini dan ini, di India ada kerusuhan karena lockdown. Beberapa mengatakan itu karena pemerintah tidak siap. Masyarakat menjerit karena kesusahan.
Katanya video pelemparan batu oleh rakyat kepada polisi itu hoax. Video itu sudah ada 2019 silam.
Menurut saya, lockdown itu tidak mudah. Yang terpengaruh bukan hanya rakyat kecil. Mereka yang kaya pun akan kena dampak. Jangan pikir duitmu akan menyelamatkanmu. Jangan lupa sejarah negeri kita dan sejarah dunia menjadi saksi kejatuhan orang yang memiliki harta melimpah dan harta itu menjadi tidak ada nilainya.
Jangan tenang karena duitmu yang banyak.
Rakyat Susah
Mari kita coba mikir pelan-pelan. India melakukan lockdown pun masih terbatas sifatnya. Transportasi memang tidak beroperasi. Hanya transportasi barang. Dan lockdown hanya berlaku di perkotaan, sedangkan pedesaan tidak.
Ketika lockdown.
Maka beberapa perusahaan akan meng-PHK karyawannya. Menutup sebagian atau seluruh operasional perusahaan. Dan ini saja sudah terjadi di Indonesia bahkan sebelum lockdown.
Usaha kecil mulai sepi. Orang memilih menahan diri untuk belanja dan menghabiskan uang. Mereka bisa menjadi sangat selektif dalam mengeluarkan uang. Tonggak ekonomi negeri yaitu usaha kecil mikro mulai goyang.
Setelah itu mulai orang yang berduit membeli sembako dan menjadikan barang langka harga naik.
Karena rakyat kesusahan uang. Dan barang-barang kebutuhan pokok langka. Faktor ini penyebab kejahatan naik pula. Dunia perdagangan mulai menutup diri dan memilih menyelamatkan diri.
Dan jika teman-teman ingat, keadaan ini seperti awal kerusuhan 98 silam. Kelangkaan sembako dan kesusahan rakyat.
Jangan pikir lari ke luar negeri adalah solusi seperti waktu 98 lalu. Kamu pun terkurung di dalam lockdown ini.
Militer Akan ‘Turun Tangan’
Saya bukan tidak percaya militer. Cuman, sekali lagi ingat sejarah. Baik sejarah kita waktu militer menjadi penguasa dan sejarah dunia. Ketika militer ikut campur tangan, kadang keadaan tidak menyenangkan.
Ketika lockdown mau tidak mau. Militer harus diikutkan.
Disini resikonya cukup besar. Bisa jadi sejarah kelam akan terulang.
Ada kemungkinan terjadi yang tidak kita inginkan. Saya bukan pengamat politik dan militer. Jadi saya tidak berani bicara..tapi coba kamu ingat-ingat waktu dulu aja deh.
Pelengseran
Akibat wabah Corona ini, ada juga orang yang menyalahkan pemerintah, menghendaki lockdown dan menginginkan untuk presiden Jokowi turun. Aneh.
Jika saat seperti ini Jokowi turun bukannya itu lebih mengerikan akibatnya. Toh dia belum bikin putusan yang jelas-jelas tidak masuk akal. Memang Jokowi tidak sempurna. Bukan berarti pula dia penjahat yang berusaha mencelakakan negeri ini. Jangan dikit-dikit suruh orang turun. Kalau Jokowi turun, maka itu lebih cocok disebut tidak bertanggung jawab.
Pemerintah itu seperti bapak kita. Kita rakyatnya adalah anak-anaknya.
Pikiran pemerintah itu 270 juta penduduk Indonesia.
Kamu paling banyak cuman sampai 1 kota aja. Tempat kamu tinggal.
Dibandingkan pemerintah, pikirannya lebih luas. Kamu loh mikir cuman sebatas kecil. Paling mikir 1 keluarga atau paling besar yah mikir satu kota. Jangan merasa paling tahu dan paling benar deh. Itu jemawa namanya.
Tidak mudah mikirkan 270 juta jiwa manusia. Seorang presiden akan dibantu menteri-menterinya, gubenur, walikota, cendikiawan dan para ahli, pengusaha dan pelaku ekonomi, militer dan banyak. Dan mereka pun pasti memberikan saran dan pikiran kepada presiden Jokowi.
Tentu Presiden mikir sangat keras bagaimana dan apa yang harus dilakukan.
Tidak mudah, teman.
Kamu dengan pikiran kamu yang terbatas. Tahunya cuman lockdown. Tapi presiden, mikir semua faktor. Dan itu.. tidak mudah. Dia pasti mikirkan yang terbaik untuk kita. Terlepas segala kekurangannya.
Saran Saya Buat Yang Ingin Jokowi Lengser
- Kalau kamu tidak suka Jokowi, jadi lah presiden.
Tapi aku yakin, kamu tidak akan bisa jadi presiden. Paling banyak koar-koar menunjukan intelektual Anda yang patut dipertanyakan.
2. Jangan pilih Jokowi lagi.
Tapi ini udah telat. Dia udah jadi presiden.
3. Karena tidak bisa jadi presiden, maka coba bantulah pemerintah.
Dengan apa? Dengan gentle mengikuti apa yang pemerintah mau. Jangan malah dibalik malah berusaha mensabotase kebijakan pemerintah. Jika Anda melakukan itu, maka Anda akan disebut pelanggar hukum.
4. Bagaimana jika tetap tidak mau membantu pemerintah? Jadi lah warga yang bermanfaat.
Daripada koar-koar menunjukan kebodohan. Mending kamu bikin sesuatu untuk wabah ini. Bikin lah masker yang dibutuhkan rakyat, bikin dapur umum untuk yang kesulitan ekonomi. Bikin obatnya Covid-19. Apa pun yang bisa bermanfaat bagi negeri deh.
Tapi aku tahu, dengan intelektual segitu, Anda tidak akan mampu.
Itu sebabnya Anda cuman bisa koar-koar dan menuntut. Karena memang Anda tidak mampu apa apa. Selain bacot. Makanya pernah mendengarkan, orang banyak bacot biasa tidak punya otak.
Oiya, kalau ga tahu artinya bacot.. ini artinya “Bad Attitude Control of tongue”
Jadi teman, yuk satu hati kita bantu pemerintah.
Jangan malah dibikin sulit. Yang rugi kita sendiri.
“Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.”
ROMA 13:4