KEPEMIMPINAN

Beberapa waktu saya mengamati parade politik tapi ada satu peristiwa secara khusus menarik perhatian saya. Kisah pemimpin partai dan Sang Presiden.
Dari keduanya saya teringat-ingat ada contoh yang demikian di alkitab yakni kisah Saul dan Daud.

Kita bisa banyak belajar mengenai KEPEMIMPINAN dari kisah Saul dan konflik Ketua Partai.

 

Ciri kepemimpinan Saul yang mirip dengan pemimpin partai adalah

Atau aku sebut 5 Ciri Pemimpin Kerdil

 

1. Suka pujian dan ingin mendapatkan pengakuan.

Sejak wanita-wanita Israel nyanyi “Saul mengalahkan musah beribu-ribu dan Daud berlaksa-laksa” itu bikin telinganya panas. Dia ingin yang dipuja-puja.

Waktu itu gereja bikin kegiatan untuk wadah penyintas COVID19. Dan memang benar sih, ide awalnya dari aku. Tetapi tanpa kerja tim tidak akan jalan. Dan ku tulis di IG ku kalau ini merupakan ide aku. Waktu Pemimpin Gerejan melihatnya, dia meradang. Aku harus ngomong, “Kalau bukan koko tidak akan ada Caring Connection“. Mukanya langsung sumringah .. kayak segar di hatinya.

 

Sebenarnya ada banyak clue Pemimpin Gereja ini suka pengakuan.

Contoh beberapa kali, dia mengatakan kalau banyak lulusan pemuda akhirnya menjadi orang diluar sana. Dan ada beberapa dari mereka berterima kasih kepadanya. 

 

Kalau saya lihat sih. Ya mungkin ada karena didikan Pemimpin Gereja. Tapi, dia datang ke kaum muda kan karena dia sekolah alkitab dan tinggal di gereja. Kayaknya wajib deh. Apa karena dia mereka akhirnya sukses? Semoga.

 

Hobi memuji diri ini. Persis pemimpin partai yang setiap kali pidato mengatakan “Aku karismatik” “Aku cantik” “Kalo bukan aku, pak jokowi tidak akan jadi presiden.” dan seterusnya dan seterusnya.

Amati aja pidatonya.

 

2. Tidak Suka Orang Lebih Baik dari Dia

Waktu melihat segudang prestasi anak buah, seharusnya seorang pemimpin bereaksi apa?

Kalau saya sebagai pimpinan malah senang. 

Karena saya mendapatkan banyak keuntungan. Sedikit banyak nama saya ikut terangkat dan bahkan saya lebih ringan beban saya ditanggung anak buah yang emang hebat dibidangnya.

Nah, Saul malah kebalikannya. Dia malah iri dengki dan kemudian takut sehingga dia akhirnya marah-marah.

Peragaan Pemimpin Partai Politik ini menunjukan gejala yang mirip. 
Dia mulai koar-koar sana sini betapa hebatnya dia. 

Karena apa?
Menurut saya karena takut kesaingan.

Ingat no 1, dia ingin mendapatkan pujian itu.

Pemimpin gereja ada yang seperti ini. Kalau anak buahnya menjadi lebih baik atau ‘mengalahkan’ dia. Dia mulai agak panas dingin. Panas dingin bak pemimpin partai yang melihat petugas partainya makin bersinar dan dicintai rakyatnya. Takut tergantikan kali ya. 

 

3. Suka Mengatur atau Lebih Tepatnya Suka Mengendalikan

Orang enggres ngomong Control Freak.

 

Aku tidak tahu kenapa seseorang bisa seperti itu ya. Mungkin karena merasa semua orang menghormatinya, memujinya, mengikutinya dan bisa diatur sana sini. Dan ketika dia melihat kekuasaan yang dimilikinya. Akhirnya menjadi candu. Dia enjoy situasi ini. 

Aku beberapa kali menemukan pemimpin seperti ini. 

Mereka sangat enjoy dengan fasilitas dan hak yang menyertai seorang pemimpin.

Saul suatu kali mengatakan kepada anaknya, Jonatan, “Pada akhirnya kerajaan ini jatuh ketangan Daud.”


Menurut saya, siksaan Saul sebagai pendosa itu bukan saja kalah perang, sakit penyakit atau malapetaka lainnya. Bukan. Siksaannya terbesar selama didunia, menurut saya, adalah ketakutan, dengki, tidak bisa tidur nyenyak karena tahu ‘ada pesaing yang lebih baik diluar sana yang siap menggantikannya’.

Saya yakin pemimpin partai ini pasti ingin anak perempuannya menggantikannya sebagai ketua partai. 

Dia pasti tidak ingin kehilangan legasi hebat yang diwariskan almarhum ayahnya sebagai salah satu pendiri negara. Tapi sayang, manuver politiknya yang terakhir ini keliru besar.

 

Ketika mulai dia memaksakan keinginannya untuk mengendalikan, menyetir sang Presiden dan cenderung memerintahkan apa yang dia mau. 

Ketika ini pula, dia masuk ke jerat. 

 

Akhirnya, Presiden yang dia bangga-banggakan.

Yang menurutnya, dia angkatnya. 

Intinya, dia yang menciptakan Presiden ini. 

 

Presiden itu lah yang mulai menjadi lawan beratnya. 

 

Karena apa? 

Karena keinginannya untuk mengendalikan (mengkontrol) Presiden Rakyat. 

Coba kamu bantah atau mengkritik orang seperti ini.. 

Uda jangan mengkritik deh. 

Berikan masukan aja. 

Seorang yang control freak akan marah besar.

Mereka memiliki ciri antikritik.

Barusan mengalami.

Dulu Caring Connection demikian. Eh 3 tahun berlalu tidak ada perubahan. Maunya selalu ingin keluar jadi pemenang, tidak mau dikalahkan. Apalagi disalahkan. 

 

Saya diceritakan teman saya, katanya Pemimpin Rohani mengenai aku, “Aldwin sekarang uda lebih baik daripada yang lalu”. Baru kali ini gua mendengar dia memuji aku. 

 

Lah aku pengen ngomong: terima kasih pujiannya tapi dirimu sama aja dengan yang 3 tahun lalu. 

Pernah suatu kali dia ngomong ke aku, “Buktikan kamu bisa membawa 200 orang ke Caring Connection!”

Perkataan ini adalah salah satu alasan aku menghentikan Caring Connection

(dia marasa dialah yang menyetop Caring Connection, bukan aku)

Kegiatan gereja bukan ajang pembuktian dan sarana mencari kepujian.
Kalau mau taruhan jalan pagi atau lintas alam; sapa yang lebih kuat boleh.
Kalau mau taruhan bola; sapa keluar pemenang, boleh.

Tapi, soal rohani aku TIDAK PERNAH MAU TARUHAN! 

Semua karena kekuatan Roh Kudus, bukan aku. 

Makanya kalo rohani takut aku taruhan.

Takut mengambil kemuliaan Tuhan:

2 Korintus 3:5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.

4 Senjatanya Marah, Mengancam dan Menghukum

Perhatikan pemimpin yang tidak berkualitas atau low quality 

Mereka biasanya punya senjata hanya ini. 

Apalagi dia Control Freak.

Selama kepemimpinan Saul kan isinya hanya 3 hal ini: marah, mengancam dan menghukum.

Coba dibaca alkitabnya.

Kita bersyukur ada kisah Saul karena dengan demikian bisa belajar darinya. 

Belajar model kepemimpinan yang salah.

Peragaan yang baru-baru ini didunia politik membawa saya kepada kesimpulan ini. 

Waktu Ketua Partainya merasa orang-orang dibawahnya tidak menurut dan tunduk padanya. 

Dia mulai mengeluarkan senjatanya.

 

“Tidak mau menjadi petugas partai, out!”

“Main dua kaki, out!”

 

Waktu Petugas Partai, yang sudah dikatai macam-macam. Kerendahkan. Diejek-ejek. 

Dan akhirnya Petugas Partai yang adalah Presiden ini mulai melawan. 

Anaknya, dikeluarkan oleh Pimpinan Partai.

Menantunya, dikeluarkan oleh Pemimpin Partai.

Pemimpin Gereja barusan ini memperagakan hal ini.

 

Waktu Mr G, melayani di cabang Gatotan. 

Dari pengurus proyektor sampai jadi pemain musik.

 

Pemimpin Gereka, yang adalah ketuanya. Mulai marah-marah. 

Mungkin kerasa kehilangan kendali atas Mr G. 

Disuruh fokus pelayanan di Gatotan aja, tidak usa di IDM. 

Diberhentikan dari tanggung jawabnya untuk bikin poster. 

 

Pokoknya mulai marah, mengancam dan menghukum. 

 

Koq bisa orang yang merasa rohani dan Pemimpin Gereja melakukan itu?
Kalau Pemimpin Partai mungkin masih wajar, orang dunia. 

Tidak belajar nilai-nilai Kristus. 

 

Lah ini, pemimpin rohani lo?!

Makanya aku sulit menuruti orang yang kualitasnya lebih dibawah kita secara rohani.
Karena dia memimpin bukan dari kerohanian tapi kedagingan.

 

5 Anti Kritik, Kalau pun Ada Yang Salah tapi Bukan Dirinya

Wes ini ga usa panjang-panjang.

Tanda ketidak dewasaan seseorang, bukan hanya sebagai pemimpin lo ya. 

Tapi sebagai pribadi adalah kemampuan dia menghadapi kritik atau feedback. 

Kritik disini bukan lah penghinaan ya. 

Kalau menghina, mengejek itu tidak membangun. Kritik sesuatu yang bermanfaat.

Saul ini ciri khasnya adalah anti kritik.

Gimana tidak. Nabi Besar Samuel aja ditolak. Suara rakyat ditolak juga. Bahkan anaknya Jonatan pernah memberikan saran, dia ngamuk. Saya yakin panglima, bawahannya yang lain juga sering memberikan masukan masalah Daud tapi ditolak.
Wong Tuhan aja ditolak.

 

Dia suka dipuji-puji.

Waktu Daud lebih dibesarkan, Saul ngamuk.

Makanya Saul tidak tahan kalau dikritik atau tidak mau mendengar pendapat orang lain. 

Hanya merasa dirinya yang paling benar. 

 

Suatu kali saya memberikan nasihat.

Nasihat yang cukup bagus menurut saya. 

 

Eh, dia nya marah. 

 

Baru-baru ini Pemimpin Gereja berang karena ditegur dan ditunjukan kesalahannya. 

Ingat ya, dia suka dipuji.

Suka ditinggikan.

Jadi kalau kelihatan salah, pasti mati-matian marah orangnya. 

 

Aku sampai dikatai:

“Kamu mengomentari yang bukan bidangnya!”
“Tidak cocok dengan orang lain.”

 

Sejak pertama bertemu, orang ini suka ngomong jelek tentang aku. Suka narik kesimpulan negatif. Kadang aku mikir, apakah isi hatinya penuh kenajisan. Sehingga dia mikir jelek-jelek saja mengenai saya. Padahal aku tidak merasa demikian. 

 

Tuhan Yesus pernah mengatakan kalau dari hati muncul pikiran jahat dan segala hal dosa. hal-hal itu menjadikan dia najis Markus 7:21-22. 

 

Nah Pemimpin Gereja ini pernah ngomong kalau dia kadang nonton film porno?

Apakah film itu menjadikan dia suka berpikiran negatif? atau menjadikan dia najis?

Ataukah dia emang berhati negatif aja?

 

Katanya nonton film horor itu dosa. Lah kalau film porno, gimana?

 

Katanya mengenai aku:

 

1. Waktu kita bikin Caring Connection dulu. Memang awalnya idenya dari saya karena keinginan untuk menjadi wadah bagi mereka penyintas Covid-19. Kemudian saya sempat cerita di Ig. Hal ini bikin dia kurang berkenan. Mungkin dipikirnya aku mengambil kredit dan tidak menghiraukan mereka. Padahal ini usaha tim. 

 

2. katanya, aku menganggap GPPS gereja kecil. Kadang aku heran koq bisa begitu ya dalam menarik kesimpulan. Apakah waktu Caring Connection dulu kalau bikin poster saya tidak mencantumkan nama GPPS nya? Aku sengaja tidak mencantumkannya karena untuk menjangkau orang umum diluar sana sebanyak mungkin … eh akhirnya menarik kesimpulan negatif. 

 

3. Aku tidak mau pelayanan kecil mau yang besar aja. Justru kalau aku mau besar ya dari dulu. Sedang Tuhan menyuruh saya keluar di dunia aja, ku tolak. Aku ga suka terkenal. Enak jadi orang biasa. 

(tapi sepertinya harus keluar nih)

 

4. Katanya, aku merasa bisa tanpa mereka. Caring Connection dibentuk oleh sekelompok orang dengan visi yang sama. Bukan visi ku, melainkan visi bebarengan. Hanya saja, aku pasti tidak mau ada orang menggunakan Caring Connection sebagai sarana mencari nama bagi dirinya sendiri. Uda nyuruh-nyuruh, marah-marah dan demi kepentingan pribadi. Eh .. ga gaji lagi, mau ngamuk-ngamuk. Ih idih …

 

5. Katanya aku ambisi. Mungkin kali ya .. cuman ini yang mau kusampaikan dan uda kusampaikan beberapa kali. Aku ini dipanggil untuk mengajar. Mengajar jemaat kebenaran. Bos mau datang.

 

6. Mengkomeni yang bukan bidangnya. Sejak saat itu aku ga mau ngasih saran. Dan terakhir, Pemimpin Gereja bikin blunder kayak Pemimpin Partai. Dia bikin gonjang ganjing. Akhirnya aku bersuara. Dan karena ini lah, Pemimpin Gereja melawan dan akhirnya aku dikeluarkan dari Pengurus IDM. 

 

Aku sih gapapa. Karena Tuhan mengatakan “Ambil bagian penderitaan Kristus untuk jemaat.” Kesempatan lain, “Upahmu besar oleh karena Nama-Ku kamu dicela.”

 

7. Dianggap tidak cocok dengan yang lain. 

Akan tiba, api itu akan turun. Anak melawan orang tua. Orang tua menyerahkan anaknya. Manusia akan terbelah dan api itu akan menyala. 

 

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

 

Jemaatnya baru 28-38 orang aja uda kegedeaan ego.

Apalagi nanti dikasih 28 ribu …. ngayal.

Padahal mandul lo.

(mandul rohani)

 

 

TUHAN TURUN TANGAN

Entah kenapa selalu begini.
Ketika aku disuruh bersuara didukung oleh Tuhan.
Persis waktu kepemimpinan rohaninya mulai kelihatan bobroknya Tuhan mengijinkan aku dan dia melihat kisah pemimpin partai vs presiden. Supaya bisa melihat kesamaannya.

Ketika Nabi Natan menegur Daud, Tuhan memberikan kisah orang miskin yang punya anak domba yang disayangnya. Kemudian orang kaya dengan banyak domba mengambil domba orang miskin itu. Sejajar dengan perbuatan Daud.
Sekarang pemimpin rohani gereja itu melihat juga kisah kepemimpinan ketua partai besar ini yang melawan presiden.
Dengan begitu harapan Tuhan dia belajar. Begini pemimpin kerdil. Dan jangan jadi seperti itu.

Cerita pemimpin partai vs presiden ini contoh yang sama ketika Nabi Natan memberikan kisah orang miskin dengan anak dombanya.

 

Sekarang kita lihat, apa dia akan menjadi pembunuh Zakharia yaitu Raja Yoas? Zakharia yg menegur Raja Yoas dan akhirnya dibunuh. Yang kisahnya diangkat Yesus ketika menegur pemimpin rohani, Farisi Lukas 11:51.
Atau menjadi Daud ketika ditegur Nabi Natan, merendah dan mengakui kesalahan.
Oiya pemimpin gereja ini sulit merendah. Kebesaran ego. Apalagi mengakui kesalahan.
Merasa paling rohani tapi berkebalikan.

Dia selalu komplain kenapa saya tidak mau melayani;
tapi suatu kali dia menasehati saya: kadang kita merasa orang lain salah tapi sebenarnya diri kita lah. Nasehat ini diberikan Tuhan untuk dia waktu menyalahkan orang lain. Sampai sekarang pun masih berlaku koq.
Pemimpin rohani berpikir, dia menilai orang. Sebenarnya dia lah yang dinilai oleh orang lain.

 

Kebesaran Ego

Sebenarnya banyak hal cuman saya angkat beberapa aja ya.
Bagaimana pemimpin rohani suka membenarkan dirinya sendiri Lukas 16:15.
Suatu kali dalam khotbahnya dia ngomong: kalau orang pergi maka Tuhan menggantikannya dg orang lain.
Dia merasa dirinya dibantu dan ditolong Tuhan. Ya iya sih tapi … ingat nasehatmu sendiri: kadang kita pikir orang lain yang salah tapi sebenarnya kita sendiri.
Jadi ada beberapa orang berkualitas yang keluar dari gereja. Dan dia pikir yang pasti nya, bukan kesalahannya. Dia pikir ya yang salah orang yang keluar. Mungkin ga cocok atau cari gereja yang lebih menyenangkan dll. Padahal yang salah dia.
Ingat ya pengakuannya sendiri: kadang dia mikir orang lain yang salah tapi sebenarnya ya dia sendiri.
Waktu pemimpin rohani ngomong begini Tuhan memberikan ku pemahaman.

 

Laki Yang Suka Ganti-Ganti Pacar

Seorang laki-laki terkenal punya banyak cewek. Pacaran bisa ganti-ganti. Dan dia membanggakan bahwa Tuhan selalu menolong dia. Dia butuh pacar dikasih. Dan setiap putus dari pacaranya dia diberikan Tuhan pengganti. Besar kepalanya dan merasa Tuhan berada di pihaknya.
Kasian.
Padahal dalam realitanya, Tuhan itu ‘capek’ mengabulkan doanya.
Dikasih pacar tidak bisa mempertahankannya. Selalu tengkar. Mungkin karena laki ini keras, pengangguran, suka melirik cewe lain, suka menuntut dan seterusnya. Jadi banyak hubungan berakhir. Tapi dia bisa dapat lagi cewe yang baru. Dan dia bangga karena selalu ditolong Tuhan.
Mirip orang yang berdoa minta kerjaan. Setiap kali dikasih Tuhan. Berkali-kali dipertemukan oleh pemberi kerja. Berkali-kali dapat pekerjaan. Tapi selalu tidak bertahan lama. Kalau engga, cocok dengan bosnya. ya ga cocok dengan rekan kerjanya. kalau ga cocok dengan bos dan rekan ya ga cocok dengan pekerjaannya. Akhirnya ga cocok dengan gajinya.
Intinya satu: yang bermasalah dia sendiri.

Persis dengan omongan ini: Tuhan selalu memberikan penggantinya kalau ada orang keluar.

Padahal yang bermasalah dianya sendiri. Anggapan ini bukan dari aku aja ya tapi semua anak buahnya yang paham mengerti dia.

Amsal 28:11 Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia.

Menjadi Mentor

Suatu kali dia ingin atau berambisi menjadi mentor. Mungkin dia uda baca beberapa teknik mentoring kalau saya tarik kesimpulan dari satu dua kalimatnya.

Cuman agak lucu ya

Dia selalu mengatakan kepada saya tidak tahan pukul.

Jadi waktu Caring Connection setelah acara selesai. Bukannya bersyukur tapi malah tidak puas dan mengkritik saya. Padahal jalannya baik. Tidak tahu terima kasih.

Waktu itu dia bilang uda malam. Mau tidur. Jadi ga mau mendengarkn apa kataku. Tidak mau memberikan kesempatan saya ngomong. Ingat pemimpin kerdil ga suka kalah. Yang salah pasti orang lain. Bukan dia. Lihat 5 ciri pemimpin rohani kerdil diatas.

Ketika saya memberikan alasannya kenapa terjadi demikian, dia tidak mau dengar.

 

Persis waktu rabu lalu waktu aku ngomong kenapa anak-anak pengurus tidak mau membantu panitia natal.
Waktu pengurus ga mau bantu Natal karena panitia natal terlalu sombong dan merasa kita yang harus datang kepada mereka.

Dia bilang, “Sudah di chat kan minta supaya jadi panitia natal.”

Ku katakan, ya harusnya melakukan pendekatan dengan mempertimbangkan mereka sebagai manusia yang harusnya dihargai. Apalagi dilihat dari sisi seniortasnya. dan sempat disepelekan.

Dia marah-marah, “KALIAN INI BERADA DIAWAN AWAN DILANGIT MINTA DIDATANGI DAN DISEMBAH KAYAK TUHAN MINTA DISEMBAH!!!”

 

Ukuran yang sedari tadi kamu pakai itu lah yang diukurkan padamu. Hanyan orang sombong yang ngomong begini.

Padahal begitu lah perasaan pengurus terhadap panitia natal yang kayak Tuhan harus didatangi dan disembah supaya diikutkan.

Setelah kepalanya pusing, natal mau berantakan baru mau sedikit merendah.

 

Kamu lah Tuhan itu, Yang Mulia.

 

Dan satu lagi hanya orang ego besar yang marahnya seperti itu. Ngomongnya begitu. Kalau kamu rendah hati tentu kamu bersedia merendah dan mendatangi pengurus IDM. Bukan pengurus IDM yang sudah disepelekan dan kemudian mereka harus datang meminta pelayanan kepada panitia Natal.

Logicnya terbalik. Aku yakin kamu ga sebodoh itu.

 

Bicara keinginannya menjadi mentor.
Setelah mengatakan berkali-kali kalau aku tidak tahan pukul. Gemes juga aku. akhirnya ku buka mulut, “Jadi job des nya pemimpin rohani itu mukulin anak buahnya ya?”

Terlihat dari anggota yang melayani dicabang lain, dulu cuman operator LCD sekarang dpakai menjadi pemain musik.
Itu bikin dia meradang.
Marah-marah (katanya tegas, bukan marah) dengan mengancam supaya di GPPS Gatotan aja. Fokus kesana artinya ga usa datang IDM lagi. Mengancam. Dan melarang bikin poster yang biasa dibikinkan.

Dia selalu bertindak seperti Tuhan.

Kayak kita butuh dia. Makanya dia melarang bikin poster. Padahal yang butuh dia.  Setelah menyepelekan pengurus IDM, dia minta pengurus IDM untuk datang merendah ke panitia natal minta bagian pelayanan … gilak ga sih?

Woooyyy Tuhanmu Yesus bukan kamu, Yang Mulia.

 

Persis pelayan Tuhan yang dilarang melayani lagi karena berkembang menjadi berlaksa-laksa di cabang Gatotan. Dimarahi sampai nangis-nangis ke aku. Waktu rabu komsel katanya Yang Mulia, “Aku ga marah, cuman tegas.”
Wih … hahahaha ….

Kalo kamu orang rendah hati yang tulus dan jujur, ya katakan ya, tidak katakan tidak. Kamu ga akan berdalih.

Mau jadi mentor?

Mukulin anak buahmu?

Koq beda dengan Yesus ya. Yesus pernah berkata, “Kemari lah yang berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Matius 11:28.

Kalau kamu seh, “Kemarilah kepadaku, aku akan memukulmu.”

Wadu untung ga ku turuti keinginanmu untuk jadi mentor. Kalau mentor bisnis ya mungkin aja ya karena dia emang cukup sukses berbisnis. Kalau mentor rohani, ga deh.

 

Hanya ada 2 model kepemimpinan:
1. Model Kristus Matius 23:10.
2. Model Farisi Matius 23:24.

 

Beda lo ya.

 

Yang dimaksud orang ini adalah pemimpin Rohani. Dia ingin jadi mentor tapi caranya model farisi. Sebenarnya kepemimpinan nya ngaruh dari si jahat? Mungkin lo ya.

Karena pendapatnya mengenai aku isinya negatif aja.

Dia suka nonton porn.
Dia suka mengancam, marah dan menghukum layaknya Farisi.
Suka berdusta atau ngomong tidak sesuai kenyataan contoh habis menguap pas pembicara khotbah kemudian menyangkal katanya tidak. Dan penyangkalan-penyangkalan realita  lainnya.

Suka bersiasat biasanya karena suka berdusta. Dalam satu kesempatan Tuhan Yesus ngomong bapamu Iblis, dia lah bapa segala dusta.
Mau dipuji dan mencari kemuliaan pribadi.
Orang jujur dan melakukan kebenaran akan ditindas. Terutama yang tidak sejalan dengan dia dan yang mengungkapkan kebenaran.
Dianggap ga sungkanan, ceplas ceplos, mengkomeni bukan bidangnya.
Sampai anak buahnya juga demikian.

 

Ada satu biang kerok sejak natal 2022 lalu sepanjang tahun 2023 bikin masalah terus. Natalan, ultah pemimpin IDM, rncana ke bali (pengen jadi ketua tapi ga mau ke bali), soal saran aku mengenai pencatatan melalui excel lebih rapi dan modern, soal pelayanan kasih yang memaksa orang untuk ikut, nyuruh orang aturin rencana nonton tapi dia sendiri ga mau join, terakhir sabotase natal 2023.

Semua yang dilakukan biang kerok ini persis yng dikerjakan pemimpinnya. Tercermin dari pemimpinnya. Begitu lah hasil mentoringmu.

Dan satu lagi ya: sering iblis menyerang saya dengan kata: ga cocok dengan orang lain ketika aku membawa kebenaran.

Dia suka mengulik-ngulik kelemahan ku karena aku kan sendirian, jomblo jadi kerjaannya mengintimidsi aku.

 

Lewat apa?

 

Ya selalu ngomong ga cocok dengan orang lain.

 

Supaya aku bungkam terhadap kebenaran.

 

Gapapa aku dimusuhi karena nama Dia karna aku yakin upahku besar.

Matius 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.

/Catatan:

Pemimpin rohani ini pernah memuji-muji pidato narsis pemimpin partai. Kayaknya dia penggemarnya. Orang sama menarik orang yang sama.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *