Mau kaya kayak Abraham? Kaya dan Masuk Surga?

Jadi ada pengajar yang bercerita kisah Orang Kaya dan Lazarus yang miskin Lukas 16:19-31. Pengajar ini mengatakan dia tidak mau jadi orang kaya yang masuk neraka dan juga tidak mau hidup sebagai orang miskin didunia meskipun masuk surga.
Maunya jadi Abraham, kaya di dunia dan masuk surga.
Menurut pengajar ini, Tuhan memberikan 3 opsi.
  1. Kaya masuk neraka.
  2. Miskin masuk surga.
  3. Kaya dan masuk surga (Abraham).
Jujur aja waktu mendengar ajaran ini. Pengen ketawa geli yah sedih pula. Koq bisa ya ngajar kayak gitu. Dan ngaku-ngaku pilihan yang diberikan Tuhan ada 3.
Kalau saya sih koq ga setuju ada 3 pilihan. Coba dengar analisa saya ya.
Pertama: KEBIJAKSANAAN YANG KELIHATANNYA DALAM TAPI ….
Menurut saya loh. Yang ngomong gini, kelihatannya bijaksana tapi koq dangkal ya.
Orang kayak gini biasanya belum teruji. Belum dewasa. Makanya ngomongnya seperti ini. Kalau orang udah ‘dalam’ (deep) bersama Tuhan, gak akan mikir gini.
Suatu kali ada perempuan yang pengen kawin. Orang ini sangat cinta Tuhan. Dia sering mendapatkan pengalaman berbagai pernyataan Tuhan. Setiap hari mulutnya selalu keluar Tuhan atau Yesus. Dikit dikit Yesus. Dikit dikit Tuhan,
Awal konseling saya bertanya, “Apa kamu akan menikah?”
Dia jawab, “Iya pasti. Saya sudah mendapatkan penglihatan saya menikah dengan cowok ganteng pake jas. Dia sangat ganteng dan sempurna.”
Saya tidak membantah penglihatannya. Saya tidak pernah meragukannya. Hanya saja saya bertanya, “Kalau seandainya kamu tidak menikah bagaimana?” “Ah saya pasti nikah koq” jawabnya. 
Saya melanjutkan, “Semisal penglihatan kamu itu punya arti lain misal perkawinan rohani yaitu kita sebagai mempelai Tuhan Yesus. Kan dia selalu menggambarkan diri bahwa dia mempelai laki yang sempurna.” saya pause sebentar dan melanjutkan, “Hmm..mungkin skenario terjelek, yang kamu lihat adalah perwujudan mimpi yang tidak ada artinya gimana? Maksudnya karena kamu sangat kepengen jadi timbul dalam mimpi.”
Dia langsung membantah, “Saya yakin koq! Saya akan menikah. Berdasarkan penglihatan itu saya mengimaninya.”
Ok. Saya diam aja.
Waktu berlalu. Setiap ketemu, saya coba nanya pertanyaan yang sama, “Apakah kamu akan menikah?”
Jawabannya tetap sama.
Suatu kali, saya nanya lagi. Pertanyaannya sama, “Seandainya mimpi mu itu cuman mimpi yang salah. Dan kamu ternyata tidak menikah sampai tua mu. Gimana kamu?”
Dia jawab, “Kalau memang Tuhan yang menghendaki seperti itu yah udah. Aku nurut aja.”
“Lah kalau dapat karunia Paulus..Tidak menikah?”
Dia jawab, “Saya pasrah kalau itu maunya Tuhan.”
Saya jawab, “Itu yang Tuhan mau.”
Jawab itu bukti kedewasaan seseorang. Ingat sebelum meminta pun, Bapa sudah tahu keinginanmu. Bahkan Dia udah menyiapkannya. Tetapi..jangan lupa. Tuhan tetap punya pikiran terbaik, rencana terbaik untuk kita. Apakah kita akan menikah atau tidak.
Sama seperti Lazarus. Lah kalau Tuhan menghendaki karena pelayanan kamu akhirnya jadi miskin? Karena aniaya Injil kamu kehilangan harta. Gimana tuh?
Tetapi.. kalau kamu memaksa harus kaya.
Dan berpikir bahwa kekayaan itu pilihan yang bisa kita buat sendiri.
Berarti kamu belum sepenuhnya dewasa rohani.
Kalau bahasanya Yesus belum ‘menjadi tua’ Yoh 21: 18.
Orang yang sudah tua rohani atau dewasa atau yang benar-benar mengasihi Tuhan. Tidak memilih..malah dia yang dipilihkan oleh Tuhan.
Yoh 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Apakah kaya?
Apakah miskin?
Jika memang Dia berkehendak supaya kamu kaya, yah amin.
Sikap seperti ini yang dicari Tuhan. Bukan milih, “Aku mau jadi Abraham aja spy kaya tapi masuk Surga.”
Yoh 21:18 Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.”

Kedua: DILIHAT DARI PEMAKNAAN CERITA, ITU MENGGELIKAN SEKALI

Yang paham harusnya bisa tertawa.
Menggelikan. Seperti yang saya katakan, mau nya jadi kayak orang bijak tapi lucu dan konyol.
Ingat ya saya tidak benci Hamba Tuhan ini. Dia ga ada salah sama saya. Saya tidak kepahitan saya dia pula. Cuman jujur.. its so funny!
Dengar cerita ini.
Suatu kali ada seorang murid A yang malas belajar dan murid B yang rajin. Si A pada akhir tahun pelajaran tidak lulus. Dia dipanggil Pak Guru. Pak Gurunya menasehari si A. Karena dia malas belajar, sering bolos sekolah, tidak mau kerja PR selalu main game akhirnya nilai sekolahnya jeblok dan tidak naik kelas. Sedang si B, pulang sekolah langsung les pelajaran, setelah itu belajar dirumah. Meskipun suka main game tapi pada waktu tertentu setelah belajar.
Akhirnya si B lulus dengan nilai baik sedang si A tidak lulus.
Sekarang apa makna cerita ini?
Jadilah orang yang rajin belajar supaya lulus, kan?
Tapi ada orang bloon menjawab: saya mau jadi pak Guru aja. Selain pintar, dia juga tidak perlu belajar karena sudah pintar. Dia malah ngajari anak-anak.
…???
Saya bingung. Koq ada orang yang ngomong gitu. Ini kisah si A pemalas dan si B yang rajin belajar. Koq malah ada opsi ke tiga, menjadi bapak guru?
Kalau ditarik ke cerita Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin. Kurang lebih ya seperti itu.
Maunya jadi Abraham? Aku sangat yakin bahwa ketika Yesus cerita tentang ini opsinya cuman dua: Si Kaya dan Si Miskin.
Lagi pula, apa kamu yakin kalau Abraham itu cuman kaya?
Dia pelaku firman loh. Dia juga ga milih jadi kaya tapi Tuhan yang menjanjikan kekayaan pada Abraham. Bolak balik. Sampai akhirnya Abraham juga sedikit mengadu kepada Tuhan mengenai keinginannya punya anak. Seakan kaya itu bukan tujuan dia. Hasratnya ingin punya ketuturunan untuk mewarisi harta bendanya.
Dia juga menolak untung yang gak halal.
Dia juga mau menolak hal baik (tanah subur) demi keuntungan orang lain yaitu Lot.
Dia tidak pernah fokus pada kekayaan. Dia fokus pada kepercayaannya pada Tuhan dan nampak pada perbuatan-perbuatannya yang sesuai imannya kepada Tuhan dan janjinya.
Bukan..fokus pada berkat atau kekayaan.
Lucu ah..Mengartikan cerita Yesus dengan opsi ketiga yaitu jadi Abraham yang kaya dan masuk surga.
Itu jelas..merusak cerita awal dan maksud Tuhan mengenai Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin.
Merusak maksud Yesus dengan cerita itu. Merusak makna yang Tuhan Yesus maksud dengan mengatakan “Aku milih jadi Abraham yang kaya dan masuk surga.”
Kinds of foolishness .. at least to me.
Yoh 8:37-8 “Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu.”
8:39 Jawab mereka kepada-Nya: “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.”

Ketiga: BERARTI FOKUSMU IKUT TUHAN MENJADI KAYA?

Saya pake tanda tanya yah.. Saya tidak menghakimi siapa siapa.
Coba pikirkan ini.
Seandainya kamu suka dengan merek model mobil tertentu. Setiap kali kamu di jalan pasti kamu akan memperhatikan dan melihat semua kendaraan yang kamu suka itu. 
Semisal saya suka dengan Daihatsu Terios atau Toyota Rush. Setiap saya jalan dijalan saya selalu ketemu merek ini. Merek lainnya tidak ku lihat. Aku kagum betapa bagusnya modelnya. Warnanya. Bannya. Pokok saya selalu lihat ini.
Demikian kalau saya suka tokoh tertentu misalnya Captain America. Saya selalu melihat tokoh ini setiap kali jalan-jalan ke mall. Setiap ada toko yang jual stickernya Captain America saya mampir. Setiap lihat Action Figurenya selalu saya datangi. Selalu ada waktu untuk mengecek hal-hal yang berkaitan dengan Captain America.
Bahkan saya sering membicarakannya. Sering membahasnya. Sering memikirkannya. Sering menyisihkan uang untuk nonton filmnya. Beli komiknya.
Pokok kalau saya suka dengan sesuatu itu akan merasuk ke pikiran dan keinginan jadi kebutuhan.
Lah kalau kamu ingin kaya dan masuk surga…
Berarti kira-kira apa yang akan kamu ucapkan kalau khotbah. Kan ini pengajar terkenal nih. Kira-kira topik apa yang kamu pikirkan? Kira-kira pelayananmu arahnya kemana? Apa yang kamu hormati dan hargai dalam dunia ini? Apa yang kamu lakukan dalam keseharianmu?
Ingat seorang nabi dilihat dari buahnya.
Palsu atau tidaknya dapat dilihat dari buahnya.
Buah itu apa? Yah pikiran. Ucapan. Tindakan. Ajaran. Keinginan. Semua lah.
Hmm..  aku ga ngomong pengajar itu palsu yo.
Aku cuman ngomong, kalau tujuan hidupmu “menjadi kaya” dan masuk surga ya silahkan aja.
Tapi itu kelihatan kedagingannya.
Dan untuk masuk Surga, caranya adalah melakukan kehendak Allah.
Tujuan yang benar adalah melakukan kehendak Allah … atas hidup kita meskipun itu tidak sesuai apa yang kita inginkan termasuk … untuk jadi orang kaya.
Dan ingat, ketika tua kita dibawa oleh Dia ketujuan yang tidak enak .. tetapi tetaplah kita mengasihi Dia Yoh 21:18. Jadi mau gimana lagi?
Mau Kekayaan atau Surga sih?
Meskipun keduanya ga bertentangan tapi kan … kalau mau surga ya melakukan kehendak Allah. Meskipun tidak kaya.
Ingat Yesus mempertentangkan Tuhan dan Mamon. Bisa setia yang satu tetapi tidak setia dengan yang lain.
Jangan lupa ajaran Yesus yang terkenal itu, bos.
NB untuk kaum aneh. Aku tidak pernah bilang miskin itu rohani ya. Aku ya ga bilang kamu harus miskin supaya masuk surga. Aku bilang masuk surga itu melakukan kehendak Allah. Kalau karena kehendak Allah itu menjadikan kamu miskin, gimana lagi. Ingat contoh perempuan yang ngebet kawin? Berserah aja. Tuhan tahu koq yang terbaik.
Mat 7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Makna Sesungguhnya dari Cerita Lazarus Yoh 21:18

Tuhan kasih contoh orang yang mengasihi Tuhan yaitu dengan melakukan kehendak Allah.
Dan untuk melakukan kehendak Allah itu kita menjadi ‘tua’ secara rohani.
Tuhan Yesus sengaja kasih contoh ekstrim yang paling pol yiatu menjadi miskin seperti Lazarus.
Kadang Tuhan Yesus juga memberikan contoh ekstrim seperti harus kehilangan nyawa karena Tuhan. Tetapi bukan berarti kita harus mati atau bunuh diri demi nama Yesus. Salah lah.
Mat 10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Demikian Lazarus. Bukan berarti kita harus menjadi miskin seperti Lazarus supaya masuk surga. Tidak. Hanya saja, jika Dia berkehendak: jangankan kehilangan nyawa, menjadi miskin pun harus dituruti,
Contoh Tuhan Yesus itu selalu ekstrim dan yang paling maksimal untuk dilakukan. Tetapi bukan berarti kita harus seperti itu. Itu semua atas ijin Tuhan, bukan atas kehendak kita.
Baik untuk miskin atau untuk kehilangan nyawa.
Termasuk kalau jadi kaya. Itu semua otoritas Allah untuk menentukan.
Bukan kita.
Kalau masih kecil rohani, kanak-kanak rohani. Kita menentukan.
“Aku ingin itu. Aku ingin ini.”
Ketika kita tua rohani, kita menyerahkan tangan kita dan membawa ketempat yang tidak kita sukai.
Salah satu contohnya adalah menjadi miskin karena Tuhan.
Ingat ya. Garis bawahi.
          Miskin karena Tuhan.
          Mati karena Tuhan.
          Menderita karena Tuhan.
Artinya memang Tuhan yang membawa kita kesana.
Bukan kita sendiri yang cari masalah.
Tuhan yang membawa ketempat yang tidak kita sukai.
Bukan macam anak kecil, “Aku mau kaya dan mau masuk surga.”
Yah tunggu apa sih kehendak Tuhan.
Bukan, sekali lagi, bukan kehendakmu yang jadi tetapi kehendak Tuhan.
Itu lah makna dari cerita Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin.
Kalau kebetulan kamu kaya. Jangan takut. Jangan merasa tertuduh. Tetap harus beramal. Harus memperhatikan mereka yang kekurangan. Tetap rendah hati. Jangan congkak.
Tetap percaya Yesus dan melakukan yang Dia firmankan.
Iman mu kepada Yesus menyelamatkan… tetapi tetap ingat. Iman itu bekerja sama dengan perbuatan.
Ga ada istilahnya hanya percaya langsung masuk surga. Hal itu akan nampak pada perbuatanmu.
Kalau kamu sungguh percaya akan nampak dalam kehidupanmu. Perbuatanmu. Perkataanmu.
Yak 2:17-23 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”
Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.  
Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.”